Monday, 14 November 2011

Manusia dan Harapan (IBD)



A.    Pengertian Harapan
Setiap manusia  mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia
itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan itu bersifat manusiawi dan dimiliki semua orang. Dalam hubungannya dengan pendidikan moral, untuk mewujudkan harapan perlu di wujudkan hal – hal sebagai berikut:
a. harapan apa yang baik
b. bagaimana mencapai harapan itu
c. bagaimana bila harapan itu tidak tercapai

Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di
akhirat juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup di kedua tempat tersebut bahagia. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa hari esok lebih baik dari pada hari ini, namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
    Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Misalnya, Budi yang hanya mampu membeli sepeda, biasanya tidak mempunyai harapan untuk membeli mobil. Seorang yang berlebihan tentu menjadi buah tertawaan orang banyak, atau orang itu seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan”.
Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik keperayaan pada diri sendiri, maupun keperayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.
Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.



B.    Sebab manusia mempunyai harapan
Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap lahir ke dunia
langsung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni ditengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah-tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
•    Dorongan kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
•    Dorongan kebutuhan  hidup
Sudah kodrat pula manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas: kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan jasmaniah misalnya: makan, minum, pakaian, rumah (sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerjasama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah:
a.    Kelangsungan hidup (survival)
b.    Keamanan (safety)
c.    Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
d.    Diakui lingkungan (status)
e.    Perwujudan cita-cita (self actualization)

    Kelangsungan hidup
    Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan (tempat tinggal). Kebutuhan kelangsungan hidup ini terlihat sejak lahir.
Untuk mencukupi kebutuhan pangan, sandang dan papan itu, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperoleh pangan, sandang dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia perlu kerja keras dengan harapan apa yang diinginkan.
    Keamanan
    Setiap orang membutuhkan keamanan. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh keamanan moril bagi pemiliknya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
    Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
    Setiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Dengan pertumbuhan manusia maka tumbuh pula kesadaran akan hak dan kewajiban.
Bila seseorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicinta dan mencintai. Pada saat seperti ini remaja banyak mengkhayal. Ia telah sadar akan keberadaannya. Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
    Status
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Status itu penting, karena dengan adanya status orang bisa tahu siapa dia baik dalam tatus keberadaannya, status dalam keluarga, status dalam masyarakat dan status dalam negara.

    Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu, manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.


C.    Kepercayaan
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini
akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan nya.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan,
artinya diberitahukan oleh Tuhan - langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak beragama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
    Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Dalam tingkah laku, ucapan,
perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Manusia sadar, bahwa ketidakbenaran dalam bertindak, berucap dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya.
    Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer ada tiga kebenaran sebagai berikut:
1)    Teori koherensi atau konsistensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh : setiap manusia akan mati. Dino manusia, Dino akan mati.
2)    Teori korespondensi
Suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Contoh : Jakarata itu ibukota Republik Indonesia
3)    Teori pragnatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.

    Dalam berbagai jenis teori kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya dan berpendapat.



No comments:

Post a Comment

 

Mega Pramita Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez