1.
Pengertian Manajemen Laba
Manajemen laba sebagai suatu proses
mengambil langkah yang disengaja dalam batas prinsip akuntansi yang berterima
umum baik didalam maupun diluar batas General Accepted Accounting Principle
(GAAP). Menurut Schipper (1989) Manajemen laba adalah campur tangan dalam
proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan-keuntungan pribadi. Selain itu dikemukakan juga oleh Healy &
Wahlen (1999) bahwa Manajemen laba terjadi apabila manajer menggunakan
penilaian dalam pelaporan keuangan dan dalam struktur transaksi untuk mengubah
laporan keuangan guna menyesatkan pemegang saham mengenai prestasi ekonomi
perusahaan atau mempengaruhi akibat-akibat perjanjian yang mempunyai kaitan
dengan angka-angka yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
2.
Sasaran Manajemen Laba
Menurut Ayres (1994:27-29) terdapat
unsur-unsur laporan keuangan yang dapat dijadikan sasaran untuk dilakukan
manajemen laba yaitu
- · Kebijakan Akuntansi.
Keputusan manajer untuk menerapkan
suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu
antara menerapkan akuntansi lebih awal dari waktu yang ditetapkan atau
menundanya sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
- · Pendapatan.
Dengan mempercepat atau menunda
pengakuan akan pendapatan.
- Biaya.
Menganggap sebagai beban/ biaya atau
menganggap sebagai suatu tambahan investasi atas suatu biaya (amortize or
capitalize of investment).
3.
Alasan Dilakukan Manajemen Laba
a.
Manajemen
laba dapat meningkatkan kepercayaan pemegang saham terhadap manajer.
b. Manajemen laba dapat memperbaiki
hubungan dengan pihak kreditor.
c.
Manajemen
laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya.
4.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Manajemen Laba
Berdasarkan yang dilakukan olehWatts
dan Zimmerman (1986) secara empiris membuktikan bahwa hubungan principal dan
agent sering ditentukan oleh angka akuntansi. Hal ini memacu agent untuk
memikirkan bagaimana angka akuntansi tersebut dapat digunakan sebagai sarana
untuk memaksimalkan kepentingannya. Salah satu bentuk tindakan agent tersebut
adalah manajemen laba. Faktor-faktor yang diajukan oleh Watt dan Zimmerman
adalah:
- Hipotesis Bonus Plan.
Perusahaan dengan bonus plan
cenderung untuk menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatkan income saat
ini.
- Debt To Equity Hypothesis.
Bahwa pada perusahaan yang mempunyai
rasio debt to equity besar maka manajer perusahaan tersebut cenderung
menggunakan metode akuntansi yang akan meningkatakan pendapatan atau laba.
- Political Cost Hypothesis
Bahwa pada perusahaan yang besar,
yang kegiatan operasinya menyentuh sebagian besar masyarakat akan cenderung
untuk mengurangi laba yang dilaporkan.
5.
Terjadinya Manajemen Laba
Menurut
Ayres (1994:27-29) manajemen laba dapat dilakukan oleh manajer dengan cara-cara
sebagai berikut:
-
Manajer dapat menentukan kapan waktu akan melakukan manajemen laba melalui kebijakannya. Hal ini biasanya dikaitkan dengan segala aktivitas yang dapat mempengaruhi aliran kas dan juga keuntungan yang secara pribadi merupakan wewenang dari para manajer.
- Keputusan manajer untuk menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang wajib diterapkan oleh suatu perusahaan. Yaitu antara menerapkan lebih awal atau menunda sampai saat berlakunya kebijakan tersebut.
- Upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatu metode akuntansi tertentu dari sekian banyak metode yang dapat dipilih yang tersedia dan diakui oleh badan akuntansi yang ada (GAAP).
6.
Teknik Manajemen Laba
Ada tiga cara yang dapat digunakan
untuk melakukan manajemen laba pada laporan keuangan yaitu:
- Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi
Cara ini merupakan cara manajer
untuk mempengaruhi laba melalui judgement terhadap estimasi akuntansi antara
lain: estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi
aktiva tetap atau amortisasi aktiva tak berwujud, estimasi biaya garansi, dan
lain-lain.
- Mengubah metode akuntansi
Perubahan metoda akuntansi yang
digunakan untuk mencatat suatu transaksi, contoh: mengubah metoda depresiasi
aktiva tetap, dari metoda depresiasi angka tahun ke metoda depresiasi garis
lurus.
- Menggeser perioda biaya atau pendapatan
Beberapa orang menyebutkan rekayasa
jenis ini sebagai manipulasi keputusan operasional. Contoh: rekayasa perioda
biaya atau pendapatan antara lain: mempercepat atau menundapengeluaran untuk
penelitian sampai perioda akuntansi berikutnya, mempercepat atau menunda
pengeluaran promosi sampai perioda akuntansi berikutnya, mengatur saat
penjualan aktiva tetap yang sudah tidak dipakai, dan lain-lain.
7.
Model-model Manajemen Laba
Ada beberapa bentuk manajemen laba
yaitu:
a.
Taking a
bath
Dalam bentuk
jika manajemen harus melaporkan kerugian, maka manajemen akan melaporkan dalam
jumlah besar. Dengan tindakan ini manajemen berharap dapat meningkatkan laba
yang akan datang dan kesalahan kerugian piutang perusahaan dapat dilimpahkan ke
manajemen lama, jika terjadi pergantian manajer.
b. Income Minimization (menurunkan
laba)
Dalam bentuk
ini manajer akan menurunkan laba untuk tujuan tertentu, misalnya: untuk tujuan
penghematan kewajiban pajak yang harus dibayar perusahaan kepada pemerintah. Karena
semakin rendah laba yang dilaporkan perusahaan semakin rendah pula pajak yang
harus dibayarkan.
c. Income Maximization (meningkatkan
laba)
Dalam bentuk ini manajer akan
berusaha menaikkan laba untuk tujuan tertentu, misalnya: menjelang IPO manajer
akan meningkatkan laba dengan harapan mendapatkan reaksi yang positif dari
pasar.
d. Income Smoothing (perataan laba)
Income smoothing dilakukan dengan
meratakan laba yang dilaporkan, dengan tujuan pelaporan eksternal, terutama
bagi investor, karena umumnya investor menyukai laba yang relatif stabil.
No comments:
Post a Comment